Selama pandemi COVID-19 ini sebagian masyarakat Indonesia mengalami kesulitan, tak terkecuali untuk para penderita kanker. Dikarenakan, COVID-19 telah menghambat pelayanan pada pasien kanker di Indonesia. Mereka takut terinfeksi saat berkunjung ke rumah sakit dan bertemu tenaga kesehatan, serta sistem kesehatan melemah karena mayoritas sumber daya kesehatan dicurahkan untuk menangani pasien COVID-19.
Padahal, keterlambatan diagnosis dan terapi dalam kasus kanker dapat menimbulkan penyebaran ke jaringan atau organ tubuh lainnya. Seperti beberapa tumor ganas (contohnya kanker paru dan kanker pankreas) serta kanker darah membutuhkan diagnosis dan pengobaran sesegera mungkin.
Seharusnya, Kementerian Kesehatan dan rumah sakit harus memastikan bahwa seluruh fasilitas kesehatan yang melayani kasus kanker di Indonesia menjamin pelayanan kesehatan yang merata. Selain itu, mereka juga harus membuat panduan untuk penanganan kaker selama masa pandemi COVID-19.
American College of Surgeons serta European Society for Medical Oncology, misalnya, telah mengeluarkan panduan yang bertujuan untuk memandu para dokter bedah onkologi dalam melakukan triage (pengelompokan pasien berdasarkan berat-ringannya penyakit) dan pengambilan keputusan tata laksana pada setiap jenis kanker.
Mereka melakukan panduan seperti ;
- Komunikasi berbasis daring antara dokter dan pasien, serta berbasis case by case.
- Dokter juga harus melakukan penilaian sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. Hal ini bertujuan untuk menyaring kasus gawat darurat yang memerlukan kunjungan ke rumah sakit dan mengurangi risiko tertular COVID-19.
- Adanya penilaian dari dokter untuk menentukan apakah pemeriksaan secara langsung, pemantauan efek samping pengobatan, dan tata laksana dapat ditunda atau tidak.
- Tenaga medis juga harus selalu berpikir dan bertindak secara ilmiah, serta berbasis bukti.
Upaya Bagi Pasien
- Pasien atau penyintas kanker dan orang yang mewarat di rumah, diwajibkan untuk selalu mencuci tangan pakai sabun di air mengalir. Hal ini dilakukan setelah beraktivitas di luar rumah, sesudah menerima barang dari luar rumah, serta sebelum memasak dan makan.
- Jangan lupa untuk selalu menggunakan masker, khususnya saat keluar rumah.
- Untuk pasien yang sedang menjalani atau baru-baru ini melakukan kemoterapi, pasien harus secara lebih disiplin dalam mencegah penularan COVID-19. Sebab, salah satu efek samping dari kemoterapi adalah melemahkan sistem imun, meski bukti ilmiahnya masih terbatas.
- Pasien dan orang yang merawat di rumah harus selalu menaati protokol pengobatan dengan memperhatikan adanya perburukan gejala atau munculnya gejala baru. Jika keadaan memburuk, sebaiknya segera lapor ke dokter dengan melalui telepon atau media komunikasi daring yang tersedia. (MA)